Share

Bab 87

Sangat kesal melihat pria itu kini tidak menggubrisnya sama sekali. Diam mematung dengan mata kosong lurus kedepan seperti tidak mendengar atau sadar akan kehadirannya. Zora menghentakkan kaki dan pergi dari tempat itu.

Beginikah akhir hubungan yang mereka perjuangkan? Betapa sia-sia. Zora berlari keluar dari Rumah Sakit. Terus berlari dengan panas dalam hatinya hingga tiba di sebuah taman dengan air mancur.

Ia duduk dengan lemah, merasa kesal dan marah dalam hatinya. Ia sudah menangis sepanjang sore dan terdiam di kursi taman, sudah tidak lagi bisa menangis.

Menyenderkan kepalanya, ia mengatur nafas untuk mencerna semua yang terjadi kali ini. Tapi hanya ada amarah dan kecewa. Ribuan kata masih ingin diucapkan, untuk Papanya, untuk Julian. Tapi kini ia hanya termenung tidak bisa mengeluarkan apapun walau isi kepalanya benar-benar berputar ingin memaki.

Malam mulai berangin. Zora hanya memakai selapis pakaian, hanya kemeja kerja. Dan ia bahkan belu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status