Share

bab 43. Rindu Mantan Istri

Perasaan Mutia langsung bercabang dua, antara meninggalkan Damar begitu saja di jalan atau menolong nya dan memanggil ambulance.

'Tinggalin saja laki-laki mokondo dan pengkhianat seperti Damar. Dia kan sudah membuatmu terluka, Mut!' Terdengar salah satu suara hatinya.

'Jangan ditinggalin! Kasihan! Paling tidak panggilkan ambulance dan polisi lebih dulu sebelum meninggalkan nya.' Suara hatinya yang lain tak mau kalah.

Mutia terdiam sesaat. Sibuk menimbang-nimbang berbagai kemungkinan.

"Duh, sebenarnya aku tidak ingin menolong nya karena pengkhianatan yang telah dilakukannya. Tapi di lain pihak, aku merasa kasihan dengan mas Damar yang sedang terkapar tak sadarkan diri. Gimana nih?" gumam Mutia.

Dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya kencang. Ditatapnya Damar yang sedang terkapar.

"Mas, okelah. Mungkin sekarang kamu bisa bernafas lega, karena aku akan menolong mu dengan memanggil ambulance dan polisi. Namun aku menjadi semakin yakin, jika karma akan datang pada orang-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status