Share

bab 59. Meminta Pertimbangan

Novela mengetuk pintu kamar Aksara dengan hati-hati. Lalu sejenak diam dan menunggu respon dari kembaran nya dari dalam kamar.

"Masuk saja, Nov. Nggak dikunci."

Mendengar sang empunya kamar sudah memberi persetujuannya, Novela pun membuka pintu kamar Aksara dan langsung duduk di tepi ranjang saudara kembar nya itu.

Aksara yang sedang mengangkat barbel empat kilonya di depan kaca full body yang terpasang di lemari bajunya.

"Kenapa nih? Manyun amat tuh wajah? Apa kamu nggak bisa merencanakan langkah selanjutnya untuk membalas Larasati jadi manyun? Tumben, biasanya kamu banyak ide kalau ngasih pelajaran buat tokoh antagonis kayak di novel-novel kamu," ucap Aksara sambil tetap mengayunkan barbelnya.

Dokter yang berusia 27 tahun itu mengenakan kaus oblong tanpa lengan sehingga otot bisep dan trisepnya terbentuk dengan jelas saat dia mengayunkan barbelnya. Keringat Aksara yang membasahi kausnya juga mencetak otot perut kotak-kotak.

Novela menghela nafas kasar. "Aku punya berita yang sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status