Share

BAB 172

“Apa yang dibicarakan Adit pada Kak Rizal?” tanya Nuri penasaran.

Rizal menghela nafasnya. “Apa kamu sudah memikirkan matang-matang tentang hubungan kalian, Dek?”

“Aku sudah memikirkannya matang-matang saat aku menerima lamarannya, Kak. Bukankan sudah pernah kukatakan pada kalian?”

“Jangan menikah hanya karena terpaksa, Ri. Jangan menikah hanya karena sudah telanjur berjanji. Jangan menikah karena ingin menyenangkan orang lain. Kamu yang akan menjalaninya, kata orang menikah itu adalah ibadah terlama. Banyak hal yang akan kamu lakukan di dalamnya, maka jika sedikit saja hatimu goyah dengan pernikahanmu maka kamu tidak akan merasakan kebahagiaan,” ucap Andin menimpali.

“Kenapa terpaksa, Ndin? Apa Adit mengatakan itu pada kalian? Entah mengapa aku merasa sejak pulang dari Jerman Adit berusaha menghindariku.”

“Jangan berburuk sangka padanya, Dek. Dia lelaki yang baik, itulah kenapa ibu merestuinya ketika dia mengatakan akan meminangmu,” ucap Rizal.

“Aku tidak berburuk sangka, Kak. Aku ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status