Share

Bab 46

BAB 46

Bela yang elegan

Plak

Anton mendaratkan tangannya di pipi Pandu. Lelaki itu terdiam. Bingung dengan kemarahan Anton.

"Astagfirullahaladzim, Papah." Tari mencoba menarik lengan suaminya. Mencoba memberi jarak dengan Pandu. Tari mengerti akan kemarahan Anton. Namun tidak sepantasnya juga dia melukai Pandu di depan sang istri.

"Astagfirullahaladzim. Istighfar Pah. Kita bisa membicarakannya dengan kepala dingin. Tidak seperti ini, lebih baik kita duduk dulu! Kita bicarakan semuanya baik-baik." Bela membantu Pandu untuk duduk di sofa yang tak jauh dari mereka berdiri.

Bela terlihat lebih tenang. Tangannya terus menggenggam tangan Pandu. Saling menguatkan. Terlebih saat Tari menceritakan semua kepada mereka.

Maura dengan lihainya bersandiwara kembali. Menangis tergugu membuang-buang air mata palsu.

"Maura, benarkah itu anak suamiku? Apa kamu yakin?" Pertanyaan Bela mampu membuat Maura terkejut dan sedikit ragu.

"Maksud kamu apa, Bela? Kamu meragukan ucapanku?" Kini Maura tidak lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status