Share

penyesalan Erlan

Reyga tersenyum tipis, binar bola mata Kamila terlihat agak sendu. Dengan perasaan tak menentu, di pandangi wanita yang usianya satu tahun lebih muda darinya, duduk tepat di sampingnya di dalam mobil yang ia kendarai.

"Kamu, lega bisa lepas dari suamimu itu."

Kamila tertawa lepas hampir air matanya jatuh berderai. "Alhamdulillah, Rey!"

"Mau makan siang dulu," sahut Reyga dengan nada tercekat.

Kamila menghela nafas dalam diam. "Kita makan di rumahku saja, Rey."

"Oh begitu, Elang dan Arum ikut?"

"Sepertinya ikut."

Perasaan keduanya memenuhi ruang dinding kalbu. Sesaat angan keduanya larut dalam keheningan di terik matahari yang makin memanas, seakan turut larut dalam jiwa panas yang menyelimuti hati Reyga. Ia terlalu naif untuk memahami cinta kala itu. Nyatanya perasaan itu nyata hingga detik ini.

Kenangan hanyalah tinggal masa lalu, terlalu indah untuk dilupakan, biarlah yang pernah ada, Reyga simpan dalam-dalam.

"Rey...." panggil Kamila pelan.

"Hmm."

"Aku tak tahu harus bicara apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status