Share

Bab 23

Ah, itu motor temenku, Mas. Tadi dia nitip di sini."

Hendra manggut-manggut.

"Eh, tapi ada sandal laki-laki di teras, La?" Kali ini bukan Hendra, tetapi Saka yang bertanya.

Lelaki humoris itu sudah mulai dekat dengan Laila. Namun, masih dalam batasan wajar. Jika tidak ada sahabatnya, Saka tidak akan berbicara pada Laila. Dia tahu betul batasan-batasan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram.

"Iya itu punya temenku juga. Dia tomboi jadi suka pakai barang-barang cowok."

Dengan santai Laila menjawab sembari terus memasukkan nasi dalam mulutnya. Kebohongan demi kebohongan Laila lakukan untuk menutupi kesalahan. Tidak ada rasa gugup atau takut yang Laila tunjukkan, sebab sudah terlalu sering dia lakukan.

"Jadi sekarang di mana temen kamu, Sayang?" tanya Hendra seraya mengusap mulutnya dengan tisu. Lelaki itu telah selesai makan, kini tengah menunggu jawaban dari istrinya.

Lama Laila terdiam, lalu meraih gelas di atas meja dan meneguknya hingga tandas sembari mencari alasan lain atau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status