Begitu anak panah itu melesat ke atas, petir terlihat semakin menyambar dengan begitu hebatnya. Malahan, hal itu menimbulkan kilatan luar biasa dahsyat sampai-sampai semua pemanah hebat itu mundur ke belakang beberapa langkah.Beberapa dari mereka menoleh kepada Jenderal Perang mereka yang tampak tenang, meminta penjelasan. Andrew Reece pun mewakili mereka dan segera berkata, "Jenderal, itu tak berhasil.""Siapa bilang tak berhasil?" balas Bill tanpa berpaling."Jenderal ...." Andrew Reece menampilkan ekspresi bingung.Bill kemudian maju beberapa langkah dan melihat ke arah depan tatapan menyipit. Semua anak buahnya pun semakin tak memahami apa yang sedang dilakukan oleh sang jenderal. Andrew Reece yang telah begitu dekat dengan jenderal mereka itu saja tak mengerti, apa lagi yang baru beberapa waktu mengenalnya tentu mereka tak bisa memahaminya. Sebab, jika dipikir lebih jauh, segala tindakan jenderal mereka tersebut tak pernah sesuai dugaan.Mereka pun kemudian hanya bisa terdiam
Jenderal Perang Kerajaan Fleshy memanglah terlihat begitu masih muda, tapi dia tak terlihat takut menghadapi Bill. Dengan begitu tenang dia pun berkata, "Kita bisa bertarung sampai salah satu dari kita mati, tak usah melibatkan prajurit." William Mackenzie pun terkejut begitu mendengarnya, "Kau ...." "Ini bukan perang yang perlu melibatkan mereka." Jenderal Perang muda itu menatap penuh keyakinan. "Kau berniat mengorbankan dirimu untuk mereka?" Bill bertanya. Jenderal perang bernama Hugh Fleshy yang juga merupakan putra mahkota Kerajaan Fleshy itu tersenyum tipis. "Apa kau meremehkan aku, Jenderal? Apa kau berpikir kau akan bisa mengalahkan aku?" balas Hugh santai. "Tentu tidak. Baiklah, bagaimana kita akan bertarung?" tanya Bill. Hugh memutar badan, membelakangi Bill dan menghadap semua prajuritnya yang menatap penuh kebingungan. "Prajurit, aku akan bertarung dengan Jenderal Ans De Lou satu lawan satu. Aku-" "Putra Mahkota, kau ... apa maksudmu?" Gilar Fleshy memotong ucapa
Dari luka Hugh, darah menetes tapi tidak terlalu banyak. Gilar terlihat sangat panik saat melihat kakaknya tersebut terluka. Pemuda itu tak mungkin membiarkan kakaknya dihabisi oleh musuh mereka. Dia juga masih ingat akan pesan ayahnya sebelum dia mengikuti kakaknya pergi berperang. "Hugh adalah seorang putra mahkota jadi jika terjadi sesuatu dengannya pasti negara kita akan kacau. Gilar, pastikan putra mahkota tetap selamat." Kata-kata itu terngiang di dalam kepalanya. Gilar yang tidak tahan lagi melihat kakaknya terluka pun hampir saja akan menerobos bagian penjagaan depan tapi Hugh berteriak dengan suara yang teramat sangat kencang, "Berhenti di sana!" "Tidak." "Gilar, berhenti! Jangan mendekat ke sini!" ucap Hugh tegas. "Hugh! Jangan keras kepala!" balas Gilar, kembali akan melangkah. Akan tetapi, kemudian Gilar mendengar kakaknya menggeram marah, "KUBILANG BERHENTI!" Gilar pun seketika berhenti melangkah. Gilar luar biasa sangat kesal dengan kekerasan hati sang kakak ya
"Setuju," jawab Bill.Bill pun segera mengambil senjatanya, begitu juga dengan Hugh. Bill kemudian mengarahkan senjatanya ke atas. Sang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou berujar, "Setelah satu tembakan ini meletus, maka babak ini telah dimulai."Hugh Fleshy terlihat agak terganggu dengan kata-kata itu. Sebuah "Babak", itulah yang membuat kini berpikir bila Bill hanya menganggap apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini adalah sebuah permainan saja. Tidakkah itu sangat keterlaluan? Dirinya bahkan merasa perjuangannya saat ini adalah antara hidup dan mati. Tetapi, lawannya berpikir tidak serius.Tak lama kemudian, letusan pun terdengar. Hugh dengan cepat mengarahkan pistolnya ke arah kaki kanan Bill tapi sayangnya dengan gerakan yang begitu sangat lincah Bill melompat ke arah kanan dengan gerakan menyamping.Hugh tak menyerah.Kembali lagi, putra mahkota tampan itu menyerang lagi dan kali ini mengincar lengan kanan Bill. Akan tetapi, dia masih saja gagal. Di tembakan yang ketiga
Tiba-tiba saja Andrew Reece berjalan mendekat ke arah mereka, "Jenderal kami tidak kalah, bukankah beliau sudah mengalahkan kalian? Itu hanya masalah pernyataan saja, tidak akan jadi masalah."Andree Reece terlihat menampilkan senyumnya pada dua kakak beradik itu. Hugh Fleshy pun sadar apa yang seharusnya dia lakukan selanjutnya."Kalau begitu, mohon terimalah hormatku," ucap Hugh yang berniat berlutut di depan Bill tapi dengan segera Bill mencegah pria muda itu dan menahannya tetap berdiri tegak.William Mackenzie menatap serius pemuda itu."Kau seorang Putra Mahkota. Tak pantas berlutut di depan orang sepertiku." Bill berkata sambil menahan bahu Hugh.Gilar Fleshy pun menatap William Mackenzie dengan tatapan yang begitu berbeda sekarang. Jika sebelumnya, dia sungguh ingin sekali mencabik-cabik Bill akibat kekalahan sang kakak derita. Sekarang ini, tatapannya telah berubah menjadi tatapan penuh kekaguman yang sangat dalam."Jenderal Stewart, apakah Anda dewa? Bagaimana Anda bisa be
Para prajurit itu terlihat menunggu sang legenda menyapa mereka.William Mackenzie pun kemudian tersenyum, "Kalian, kembalilah ke tempat duduk kalian lagi!""Ingat, kalian masih di pesawat," lanjut Bill, memperingatkan.Sebenarnya mereka bisa menggunakan kembali bus mereka yang terparkir di daerah perbatasan sebelumnya. Akan tetapi, putra mahkota Kerajaan Fleshy meminjamkan pesawat mereka untuk membawa mereka pulang ke Kerajaan Ans De Lou sebagai salah satu bentuk balas budi.Maka, kini mereka bisa sedikit lebih bersantai menjelang pulang. Dengan begitu patuh, semua anak buah Bill pun duduk kembali di tempat mereka masing-masing.Bill pun yang kini sedang berdiri mulai berujar, "Kalian sudah tahu siapa aku sekarang, tapi ada satu hal yang aku ingin minta pada kalian."Seratus prajurit itu pun mendengarkan dengan seksama. Tak ada yang lebih membanggakan untuk mereka bisa bertemu kembali dengan sang legenda yang begitu hebat."Hanya kalian saja yang mengetahui identitasku yang sebenarn
"Sekretaris istana, kalah atau menang dalam perang itu adalah hal yang biasa terjadi." Bill menjawab tanpa berhenti berjalan."Mana mungkin kau bisa kalah?" balas Amanda sama sekali tak percaya.Bill kembali menjawab dengan santai, "Aku manusia biasa, Amanda. Tentu saja aku bisa kalah."Amanda menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin. Kau ... sama sekali tidak pernah kalah. Aku tidak percaya ada yang bisa mengalahkanmu. Kau ... ah, katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?"Bill berkata lagi, "Anggap saja dia lebih hebat dariku.""Mana ada yang bisa lebih hebat darimu? Aku tidak pernah menemukannya. Dewa Maut sepertimu bisa kalah? Itu mustahil," tambah Amanda, terlihat tak percaya sedikit pun.Tapi, kemudian Amanda segera menutup mulutnya dengan cepat dan sadar bila banyak prajurit William Mackenzie yang mendengarkan ucapannya. Dia pun mendadak panik.Dia berkata, "Bill. Aku tak sengaja."Akan tetapi, Andrew Reece berkata dengan nada menenangkan, "Anda tak perlu khawatir, Sekretaris
"Apa kau yakin bisa menang atas kerajaan kecil itu, Jenderal Gardner?" tanya Keannu, berniat memastikan. Jody Gardner segera menyahut dengan penuh kepercayaan diri, "Tentu, Yang Mulia. Saya akan mendapatkan kemenangan yang tidak bisa diberikan oleh Jenderal Stewart." Keannu Wellington terlihat puas mendengar jawaban Jody Gardner. Namun, kendati demikian, Keannu tetap merasa ada sesuatu yang sangat ganjal. Saat raja muda itu tengah berpikir, Bill pun berbicara lagi, "Yang Mulia, mengapa Anda bersikeras mengalahkan kerajaan itu? Tidakkah lebih baik menghadapi kerajaaan lain, Yang Mulia? Untuk apa menghabiskan dana untuk perang itu?" "Untuk apa? Apa kau lupa bila kekalahan kita ini karena kesalahanmu, Jenderal Stewart?" ucap Jody Gardner. Keannu meminta Jody Gardner menutup mulut, sementara dia menjawab, "Lalu, memang apa solusimu untuk masalah ini, Jenderal Stewart? Kau sudah kalah dari Kerajaan Fleshy. Apa yang bisa kau lakukan sekarang?" William Mackenzie pun merasa senang karen