Share

Bab 22.B

Mas Damar menghela napas lalu menatapku masih dingin.

"Kita lihat saja nanti," jawabnya sambil berdiri.

"Sekarang lebih baik kita ke rumah Burhan, kamu mau minta maaf 'kan sama dia?"

Lelaki itu lantas berdiri lalu melangkah, beberapa detik kemudian ia berbalik badan.

"Oh ya, kamu juga harus bisa mengambil hati ibuku, aku ga mau menjalani rumah tangga tanpa ridhonya, kamu sanggup?"

"Ok aku tunggu di mobil." Mas Damar bergegas keluar dari ruang kerjanya meninggalkanku sendirian.

'Duh bagaimana ini, kalau minta maaf sama Burhan sih aku bisa makasain, lah kalau harus ngambil hati ibu mertua males banget'

Terpaksa aku melangkah keluar sambil menahan rasa jengkel di dada, lalu masuk ke dalam mobil Mas Damar dengan setengah hati.

"Mbak Sita, saya ke rumah Burhan dulu ya nanti balik lagi," ujar Mas Damar pada pembantu kami yang sedang membuka gerbang.

"Iya, Pak," jawabnya sambil mengangguk.

Sepanjang jalan hatiku benar-benar gelisah tak menentu, ingin rasanya aku kembali pulang ke rumah saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status