Share

Bab 2 Berusaha Menyembunyikan

Tepat saat dirinya mengajukan pertanyaan itu, ingatan samar soal kejadian semalam datang dan membanjiri pikiran Jolie.

Di bar hotel, Jolie ingat dirinya kalah dalam permainan truth or dare dengan teman-temannya. Karena itu, dia pun diwajibkan memilih seorang pria tertampan di tempat tersebut untuk dicium.

Berada di bawah kendali alkohol, keberanian Jolie meningkat berkali-kali lipat. Dia pun langsung memandang seisi bar dan berakhir menemukan seorang pria tampan yang duduk sendirian.

Jolie tidak yakin percakapan apa yang terjadi, tapi dia ingat jelas bagaimana dirinya sedikit berdebat dengan pria tersebut dan malah berakhir menarik kerah sang pria untuk kemudian menciumnya! 

Saat Jolie berniat menjauhkan diri, pria tersebut malah melingkarkan tangan di pinggangnya dan berkata, “Jolie, kau yang memulai semua ini ….”

Setelah itu, mereka pergi meninggalkan bar, memesan kamar, dan ….

AAARGH! 

Jolie ingin menggila! 

Bagaimana dia bisa berujung menghabiskan malam pertama bersama teman baik kakaknya sendiri?!

Dengan ekspresi pahit dan frustrasi, Jolie menatap ke arah Revan dengan wajah marah.

Revan Lazuardi Ararya! Bisa-bisanya dia mengambil kesempatan ketika aku tidak dalam keadaan sadar!’ maki Jolie dalam hati seraya mengangkat tangan, berniat ingin memukul pria yang masih tertidur pulas itu.

Namun, tangan Jolie membeku di udara. Nurani tidak mengizinkannya, terutama karena sebenarnya ini juga salah Jolie yang tidak hati-hati! 

Dia yang mabuk dan menghampiri Revan, bahkan tampak sedikit memaksa pria itu untuk meladeninya. Demikian, bagaimana bisa Jolie membebankan semua kesalahan di pundak Revan?

Bingung harus apa, Jolie pun terdiam dan berpikir.

Dibandingkan membangunkan Kak Revan untuk meminta pertanggungjawaban, bukankah lebih baik aku menyembunyikan masalah ini agar tidak diketahui siapa pun?’ batin Jolie. ‘Dengan begitu, Papa dan Mama tidak akan kecewa, dan Kak Filbert juga tidak akan memakiku habis-habisan ...

Usai berpikir demikian, Jolie pun mengambil satu keputusan.

‘Ya! Sebaiknya, aku segera pergi!’

Cepat-cepat, Jolie meraih pakaiannya yang berserakan di lantai, mengenakannya, lalu pergi meninggalkan ruangan setelah memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal.

Tak perlu waktu lama, Jolie pun sampai di rumah. Kebetulan, orang tua Jolie sedang pergi bersama dengan kakak laki-lakinya untuk mengurus perihal bisnis keluarga mereka di kota sebelah. Demikian, selain para pelayan—yang tentunya tidak akan berani bertanya—tidak ada yang benar-benar tahu alasan Jolie tidak pulang tadi malam!

Masuk ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di atas ranjang, Jolie yang sempat tegang akhirnya menghembuskan napas lega dan berujar, ‘Aman ... semua pasti aman. Aku cukup melupakan yang terjadi malam kemarin dan semuanya akan baik-baik saja ....

Sayang, satu minggu kemudian, saat anggota keluarganya kembali, Jolie dikejutkan dengan satu kabar.

“Kakak mau mengadakan pesta ulang tahun malam ini!? Kenapa aku baru tahu sekarang?!” pekik Jolie dengan mata membesar. Kepanikan menyelimuti hatinya saat sang kakak menginfokan perihal rencananya mengadakan pesta malam hari itu dan memerlukan bantuan Jolie.

Filbert Kailash Manara, kakak laki-laki tertua Jolie, menatap sang adik dengan aneh. “Ya, makanya ‘kan Kakak kasih tahu kamu sekarang, Jolie,” balasnya. “Pertanyaan kamu kok aneh sih?”

Sadar dia terlalu berlebihan, Jolie menelan ludah dan berusaha menahan kegugupannya. “Ya, siapa tahu ‘kan aku sibuk dan nggak bisa ikut bantu ....”

“Memang kamu sibuk?”

“Nggak ....”

“Ya, apa masalahnya!?” Filbert memutar bola matanya akibat sikap sang adik.

Sembari menggigit bibirnya, Jolie bertanya lagi, “Kakak ... undang siapa saja nanti malam?”

“Geng SMA,” jawab Filbert cuek selagi menonton berita siang itu. “Sama ada teman-teman bisnis juga.”

Mata Jolie seketika membesar. “Geng SMA?” ulangnya, langsung tampak gugup. “Berarti … Kak Revan ada?” Dia ingat kalau Revan satu geng dengan kakaknya semasa SMA.

Sontak, Filbert menatap Jolie curiga. “Kenapa mencari Revan?” Perlahan, senyuman terhibur terlukis di bibirnya. “Kamu ... masih naksir, ya?!” 

Mendengar ucapan sang kakak, mata Jolie membesar. “Nggak!” bantahnya. “Sembarangan!”

Memang, dulu Jolie punya histori pernah menyukai Revan. Pria itu bisa dikatakan sebagai cinta pertama Jolie. Akan tetapi, itu sudah lama, dan semua sudah berubah!

Sekarang, pria itu adalah pria yang paling Jolie benci, terutama setelah apa yang terjadi di antara mereka di malam yang lalu!

Terkekeh puas melihat reaksi adiknya, Filbert pun menjawab, “Nggak ada Revan. Dia ‘kan kerja di luar negeri.”

Mendengar jawaban Filbert, Jolie agak bingung. ‘Kakak nggak tahu Kak Revan sudah kembali dari Capitol?

Menepis pertanyaan tersebut, Jolie berakhir mengangkat dua bahunya dengan acuh tak acuh.

Apa pedulinya Filbert tahu atau tidak tentang kembalinya sosok Revan? Malah, lebih bagus kalau kakaknya itu tidak tahu! Dengan begitu, Revan tidak akan diundang maupun menghadiri pesta ulang tahun sang kakak!

Kondisi seratus persen aman!

Atau paling tidak ... itu yang Jolie kira.

Karena di malam itu, Jolie hanya bisa mematung saat pria berwajah dingin dan tampan itu tersenyum penuh arti ke arahnya dan menyapa, “Lama tidak bertemu, Jolie.”

LuciferAter

Sebenarnya, apa sih alasan Luke mulai cerita serupa ini. Pertama, karena baru banget nonton hidden love, dan kedua lagi menggilai banget premis 'jadian sama temen kakakku'!! Suer deh, Luke ter-yuanyuan banget nonton Hidden Love. Untuk yang suka cerita adik yang suka sama temen kakaknya (yang guanteng dan serba plus-plus), rekomen banget nonton Hidden Love!!!

| 1

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status