Share

64. Penyesalan Daffa

"Heh, dasar ba*ingan!" umpat Nana tak lama setelah berjega di hadapan Daffa yang hanya menatapnya dalam kebisuan.

Tapi Daffa mengerti mengapa Nana mengamuk dan menyebutnya dengan kalimat tak pantas begitu. Pikirnya, pasti Dea sudah curhat masalah semalam. Setahunya, kan Nana sahabat Dea.

Daffa menghela napasnya dalam-dalam. Membuang tatap ke lain arah, sebab malas saja rasanya. Pasti pembahasannya tak jauh-jauh dari betapa berengseknya Daffa karena sudah melukai hati Dea.

"Pergilah, Nana. Saya tak mau berurusan dengan kamu," usir Daffa tak gentar. Dia bangkit dari kursi yang sedang diduduki, lalu beranjak sambil membawa tabung gas menuju motornya.

Namun, tangan Nana sigap menghalangi. Wajah Nana mengeras, meski ia tak bisa mengatakan apa pun. Tangan Nana mengepal kuat, lalu hanya dalam hitungan detik saja satu pukulan darinya mendarat begitu keras di perut berotot Daffa, hingga tabung gas yang diangkat sebelah tangan Daffa itu lepas. Beruntung tak sampai jatuh menimpa kaki, jika iya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status