Share

Chapter 25 : Kepergian Raja Zealda

Aku menyeruput teh sambil duduk meringkuk berselimut. Tubuhku masih menggigil ketakutan akibat serangan sihir yang tadi pagi kualami. Hal itu membuatku trauma dengan buku-buku sihir yang sengaja kusembunyikan.

Kuraih kotak perhiasan Amethyst yang tak jauh dariku, kemudian membukanya. Dia bilang jiwanya berpindah ke salah satu perhiasan ini, tapi—yang mana?

Tak lama, salah satu di antaranya bersinar seolah-olah ia menunjukkan posisinya. Kuraih cincin Amethyst yang terselip di sudut kotak lalu memakainya. Pendaran pada batu Amethyst nya mulai meredup perlahan dan tenang.

"Istirahatlah. Maaf sudah merepotkanmu," bisikku pada penunggu cincin di jemariku.

"Yang Mulia, anda baik-baik saja?" Loretta membawakan sepiring kue kering yang tampak hambar di mataku, meskipun aku tahu kue itu rasanya enak.

"Aku hanya ingin istirahat," sahutku. "Kau juga sebaiknya istirahat."

Ia hanya mengangguk lesu, kemudian meninggalkanku di kamar sendirian. Aku menghela napas dan mencoba untuk terbaring dengan te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status