Share

46. TIM BERTAHAN #4

Aku ada firasat Aaron akan melukaiku, tetapi kami memasuki Balai Dewan.

Di meja resepsionis ada Nuel. Kurang lebih dia terkejut melihatku bersama Aaron. Untuk sesaat, dia tampak mengamati Aaron penuh peringatan, tetapi Aaron tidak melihatnya. Kami hanya terus berjalan ke suatu ruangan.

Sebelum kami masuk ruangan, Nuel sempat menatapku seperti bertanya apa yang terjadi, aku hanya mengangkat bahu.

Ruangan itu tidak terlalu besar, tetapi tidak punya apa-apa. Hanya ada meja putih, dua kursi putih, dinding layaknya besi, dan kamera pengawas di setiap sudut. Sensasi ini persis seperti yang kubayangkan tentang ruang interogasi. Penuh aura dingin, membeku, bahkan mencekam layaknya aku akan mati di sini.

Aaron duduk, lalu mengedikkan bahu padaku. Jadi, aku duduk di depannya. Kupikir meja ini cukup besar, tetapi ketika kami duduk berhadapan, semua terasa kecil. Ruangan tidak punya fokus apa pun, jadi yang bisa kulihat hanya Aaron.

“Wakil kapten baru?&r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status