Share

Bab 23 Marsh

Setengah berlari, Raesaka menelurusi lorong panjang dan terang, melewati pintu-pintu berwarna hitam, yang berjajar di sisi kiri dan kanannya, dan terkunci. Bunyi yang didengarnya saat itu hanya degup jantungnya, helaan nafasnya yang lelah, dan langkah kakinya. Tidak ada tanda-tanda kehadiran orang lain di sana, seakan dunia luar menjauh darinya. Sampailah ia pada satu pintu di ujung lorong, dan memutar tombolnya.

Ada sesuatu yang jatuh begitu Raesaka masuk ke sana, diikuti cairan kental gelap yang menetes ke lantai yang dipenuhi bercak darah, pasir, jejak sol sepatu dan beberapa selongsong peluru. Benda yang semula dikira batu itu berguling ke dekat sepatunya, di mana sepasang mata yang mati memandang kosong padanya. Terkejut sekaligus ngeri, kakinya secara refleks melangkah mundur dan menabrak pintu di belakangnya sampai gaduh. Tangannya terangkat menutupi wajahnya yang meringis, tidak percaya apa yang sedang disaksikannya.

Di dalam ruangan putih berbentuk segi delapan itu, tubuh Pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status