Share

113. Tenang di sana

Setelah prosesi pemakaman selesai, satu persatu para warga mulai meninggalkan area pemakaman. Namun berbeda bagi Andira dan juga Ema yang masih sama-sama enggan untuk beranjak dari tempatnya. Keduanya masih terus menangis, meluapkan rasa sedih mereka sambil memeluk gundukan tanah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi ibunya.

"Maaf Bu. Maafkan Dira yang masih belum sempat membahagiakan Ibu.." seru Andira yang memeluk nisan ibu mertuanya.

"Ema juga minta maaf Bu, Ema belum sempat memberi tahu kabar yang selalu ibu tunggu, kalau ibu akan segera menjadi seorang nenek." ucap Ema yang mengusap-usap tanah kibur ibunya.

Sementara Deni, dia hanya berdiri menatap sendu kedua wanita kesayangan ibu mertuanya. Sesekali tangannya mengusanp air mata yang lolos begtu saja di kedua pipinya.

Di saat langit jingga perlahan mulai berubah menggelap, para warga pria mulai berkumpul kembali di rumah duka. Seperti biasa, jika ada salah satu warga yang meninggal, para warga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status