Share

Bab 2 Sekretaris Kontrak

Tentu saja Nadia tidak percaya dengan ucapan Gio.

Ketika masih kuliah, ada banyak temannya yang memuji tahi lalat merah di daun telinga itu terlihat sangat cantik.

Namun, Nadia merasa tidak mungkin seorang direktur Perusahaan MK yang bermartabat itu mempekerjakannya dengan gaji 200 juta per bulan hanya karena sebuah tahi lalat.

Nadia terheran-heran, dia tidak tahu dirinya atau Gio yang sudah gila?

Kemudian, Gio berdiri tegak dan perlahan mengancing kembali kemejanya. Gerakannya terlihat sangat elegan.

"Aku nggak akan paksa orang lain. Kamu harus pikir baik-baik sendiri," ujar Gio lalu berbalik dan pergi.

Di depan pintu kamar. Yuda Salim, sang asisten, telah lama menunggu di sini.

Dia agak terkejut ketika melihat ada memar samar di bawah mata Gio.

Hanya melihat itu, Yuda pun tahu Gio yang selalu protektif pada diri sendiri itu, semalam tidak hanya melanggar aturannya sendiri, tetapi juga melakukan "pertempuran" yang sedikit panas.

Setelah sadar kembali, Yuda buru-buru melapor kepada Gio, "Tuan Gio, informasi mengenai Nona Nadia sudah saya kirim ke ponsel Anda. Dia bukan orang yang Anda cari. Apa perlu saya mengusirnya?"

Wajah tampan Gio menunjukkan ekspresi lembut. "Nggak perlu, aku sudah baca informasinya. Resumenya sangat bagus. Yang paling penting adalah aku nggak merasa risih. Selain itu, aku juga butuh seorang sekretaris yang kompeten," jawabnya.

"Kalau dia muncul di MK dalam waktu tiga hari, kamu langsung rekrut dia," lanjut Gio.

Yuda memberanikan diri untuk bertanya, "Kalau dia nggak muncul?"

"Kalau begitu, nggak usah urus dia lagi," ujar Gio tanpa ragu.

....

Tiga tahun kemudian. Ruang kantor Direktur MK.

Sambil memegang tablet, Nadia dengan serius melaporkan rencana perjalanan hari ini kepada Gio.

"Pak Gio, ada pertemuan tingkat tinggi yang akan dimulai jam 10 pagi. Jam 12 siang, direktur dari Perusahaan Jagar mengundang Anda untuk makan siang bersama. Jam 4 sore, Anda perlu menghadiri perjamuan politik ...."

Kepala Nadia menghadap ke bawah. Bibir merahnya yang silih berganti terbuka dan tertutup itu terlihat menggoda. Wajahnya yang mungil itu tetap cukup menawan meski tanpa riasan.

Mata Gio berpaling dari dokumen, dia menatap Nadia dengan sorot mata yang penuh hasrat.

Jakunnya terlihat naik turun.

Kemudian, dia melempar dokumen itu ke atas meja. Jari-jarinya yang panjang itu melonggarkan dasi dengan tidak sabar.

"Kemarilah!" panggil Gio dengan dingin.

Nadia menengadah dan terlihat bingung. Setelah matanya bertemu dengan mata Gio, dia langsung mengerti apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Nadia meletakkan tabletnya ke meja, dia berjalan dengan patuh ke arah Gio.

Begitu mendekat, dia langsung ditarik ke dalam pelukan dan duduk di atas kaki Gio.

Sambil mencubit dagu Nadia, mata Gio memancarkan aura yang sangat memikat hati.

"Sudah tiga tahun aku ajari, tapi kamu masih nggak tahu harus ngapain?" tanya Gio.

Nadia menjadi tegang dan gugup. Detik berikutnya, dia pun berinisiatif mendekatkan bibirnya ke bibir Gio yang tipis dan dingin itu.

....

Pertunjukan yang memuaskan telah berakhir.

Selesai mengenakan pakaian, Gio keluar dari ruang kantornya untuk pergi rapat.

Nadia mengambil pakaian yang berserakan di lantai. Sorot matanya terlihat redup.

Saat mengenakan baju, dia melihat ada banyak bekas ciuman di dadanya.

Melihat bekas-bekas itu, sudut bibir Nadia terangkat. Seakan-akan dia sedang mengejek diri sendiri.

Tiga tahu lalu, Gio memberinya kartu nama dan bertanya apakah ingin datang ke Perusahaan MK dan berkerja sebagai sekretarisnya?

Setelah bimbang selama dua hari, Nadia akhirnya menerima tawaran itu karena ibunya tiba-tiba sakit parah.

Biaya pengobatan yang tinggi dan utang judi ayahnya memaksa Nadia untuk tunduk pada kenyataan.

Gaji 200 juta per bulan.

Tentu saja Nadia tahu pekerjaannya lebih dari sekadar menjadi sekretaris.

Dalam tiga tahun terakhir, Nadia tidak hanya menjadi tangan kanan Gio, tetapi juga teman tidur untuk memenuhi hasrat Gio.

Setiap kali di atas kasur, Gio seperti binatang buas yang ingin memakan Nadia tanpa sisa.

Awalnya, Nadia sedikit narsistik dan merasa dirinya cukup menawan.

Namun, dia akhirnya tahu alasan Gio memilihnya hanya karena tahi lalat merah di daun telinganya.

Ketika masih kecil, Gio mengalami kecelakaan. Kemudian, seorang gadis kecil yang menyelamatkannya.

Gio melihat daun telinga gadis kecil itu kebetulan ada tahi lalat merah seperti milik Nadia.

Dalam tiga tahun terakhir, Gio tidak pernah menyerah mencari gadis kecil itu. Dia juga meminta Nadia untuk menandatangani kontrak.

Intinya, ketika Gio menemukan orang yang dia cari-cari itu, Nadia akan diberi kompensasi besar dan harus meninggalkan Kota Mesia selamanya.

Selesai merapikan pakaian, Nadia membersihkan bekas-bekas "pertunjukan" di kursi sebelum pergi.

Dua pergi ke HRD sambil membawa dokumen-dokumen. Begitu tiba di depan pintu, dia mendengar suara pertengkaran yang sengit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status