Share

Bab 71

PoV Rasyid

Binar bahagia yang terpancar dari wajah anak laki-laki itu menjadi obat galau hatiku. Uang lima puluh ribu yang kuberikan sudah mampu menyalakan binar diwajahnya yang sendu.

Kubawa gorengan yang kubeli itu menuju masjid rumah sakit yang tak jauh dari tempatku duduk. Kubagikan pada pengunjung masjid yang hendak melaksanakan salat dhuhur. Biarlah makanan itu menjadi sedekah dariku untuk mereka yang hendak melaksanakan ibadah.

Dalam sujud, aku meraung memohon ampunan. Betapa diriku ini penuh sekali dengan salah dan dosa. Kuserahkan diriku pada Sang Pemilik Kehidupan ini, tak lupa juga aku serahkan istriku yang sedang kesakitan pada Allah. Aku hanya memohon petunjuk untuk melalui hari-hari yang kulalui ini agar selalu dalam lindungannya.

Usai salat kulihat ada panggilan tak terjawab dari perawat. Sebelum pergi aku sengaja menitipkan Aisyah pada perawat jaga barangkali ada sesuatu bisa segera menghubungiku.

Tak menghubunginya balik, aku bergegas ke ruang ICU untuk menemui istri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nur Waidah
giliran udah mau mati baru minta maaf kemarin kemana aja,Thor harusnya Aisyah itu mati dengan sendirinya jangan karena ibu mertuanya di sini jadinya kesannya ibu mertuanya yang jahat kan
goodnovel comment avatar
Fia Sakinah
dikira sakit hati bisa hilang seperti membalikkan telapak tangan ya,drama banget aisyah sama rasyid...
goodnovel comment avatar
Muthia Azzahra
hadehhhhhh capek dech lihat drama,,, apa gak boleh seorang ibu meluapkan sakit hatinya,, kecewanya,,, knapa harus buat aisyah terluka d tangan ibu sich,, kalopun aisyah harus mati , baiknya jangan melibatkan orang yg telah dia lukai dong, kesannya malah orang lain yg jahat, aisyah nya yg jadi korba.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status