Share

Bab 73

"Amiinn," jawab Aisyah mantap.

Dalam perjalanan, Aisyah kembali terdiam. Jarinya sibuk menekan tombol yang ada pada tasbih digital yang melingkar di jarinya. Aku tersenyum menatapnya.

"Kenapa, Mas?"

"Ngga apa-apa. Sekarang rajin dzikir, alhamdulilah. Mas senang melihatnya."

"Iya. Apalagi yang bisa kulakukan selain berzikir untuk meringankan dosa-dosaku? Semoga Allah berkenan menerima dzikirku yang terlambat ini."

"Insya Allah. Pasti diterima selama kita tulus memperbaiki diri."

"Semoga saja. Kita mampir di masjid ya, Mas? Sudah masuk jamnya salat ashar."

"Kamu kuat?" tanyaku tak setuju. Sebab untuk jalan saja aku masih harus membantunya.

"Kuat, Mas. Jangan khawatir. Aku baik-baik saja."

Senyum di wajah Aisyah itu membuatku tak sanggup menolak permintaannya.

"Baiklah. Sekalian kamu istirahat ya? Badanmu butuh bersantai."

Aisyah mengangguk.

Kami tiba di masjid saat adzan masih berkumandang. Segera kami bersiap untuk melaksanakan salat berjamaah. Mumpung masih banyak waktu untuk salat sun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Hastuti Fitriyah
aku sedih orang jahat matinya bagus. padahal dah nyakitin sesakit2nya
goodnovel comment avatar
Firly Pratama
g asik bgt akhir dr aisyah padahal dia perusak rumah tangga orang,banyak maunya,g tau diri kok pas meninggaly kesany dia yg mulia banget jd g mood lg bacay
goodnovel comment avatar
Safiiaa
iya, akibat dari durhaka sama ibunya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status