Share

Sidang Cerai Pertama

“Ibu, ada lagi yang bisa Bibik bantu? Semuanya sudah beres,” tegur seorang wanita paruh baya yang dikenal Falisha dengan nama Juminten itu.

Falisha yang tengah sibuk dengan ponselnya langsung menolehkan kepala ke arah sumber suara.

“Nggak ada, Bik … Bik Jum istirahat aja, nanti kalau butuh sesuatu akan Aku panggil kok!” jawab Falisha cepat sambil melemparkan senyumnya.

“Ya sudah, Bibik ke kamar dulu ya, Bu …,” balas Juminten lalu bergerak menuju kamar samping dapur yang telah di tempatinya selama tiga terakhir ini.

Waktu berlalu bagaikan kedipan mata, hari ini genap tiga hari Falisha dan Ameera tinggal di apartemen milik Matteo di temani dengan Juminten yang datang di sore hari pertama mereka keluar dari Rumah Sakit Glory

Falisha tidak mampu menolak kehadiran Juminten karena paksaan Matteo, alasan kesehatan ibu dan anak itu menjadi dasar kuat agar ia menerimanya.

Selama ini pun, Falisha tidak pernah menggunakan jasa asisten rumah tangga meskipun sebenarnya Bramantyo mampu untuk memba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status