Share

44. Tak terima pisah.

"Siang kini telah berganti menjadi malam. Surat gugatan ceraiku itu, aku yakin sudah sampai pada Mas Dika. Karena aku sendiri yang menyuruh kurir untuk mengantarkannya ke rumah itu.

Aku masuk ke rumah dengan langkah malas. Lagi-lagi aku mendapati Mama sedang menelpon seseorang dengan nada yang diubah seperti anak kecil. Pintu kamarnya yang terbuka sedikit membuatku sedikit leluasa menguping pembicaraannya.

"Iya, iya. Gadis kecil Oma sudah rindu sama Oma ya. Sabar ya sayang ... nanti kalau Oma udah nggak sibuk lagi. Oma akan langsung datang ke rumah gadis Oma yang imut ini. Ya ampun, makin lama kamu makin imut saja sih. Bikin Oma gemes."

"Ba ba ci ci da da," balas dari telpon itu suara balita yang baru saja bisa berbicara mulai menggema dari speaker ponsel yang dinyalakan sedikit besar. Mama tertawa mendengar suara itu. Wajahnya tampak riang sekali.

Membuat hatiku semakin penasaran. Siapa anak kecil yang sering ia hubungi itu.

"Mbak Intan ngapain?" tepuk Nini di bahuku. Aku yang te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status