Share

49. Semakin menjadi.

"Lagi ada urusan dikit tadi. Kalian berdua kenapa? Tumben pagi-pagi sudah ngerumpi seperti emak-emak komplek yang menunggu tukang sayur?" sindirnya yang begitu mengena di hati.

Ini orang jarang banget ngomong. Tapi sekali ngomong, kenapa kata-kata yang keluar pedas benget. Pantas saja di umur segitu masih jomblo. Wanita mana yang mau dengannya. Nggak bisa bersikap lembut pada wanita.

Di kantor ini banyak wanita yang tertarik padanya. Tapi tak ada satu pun yang menarik perhatiannya. Ia juga selalu bersikap dingin pada semau wanita itu. Entah wanita seperti apa yang menjadi kriterianya.

Selain tampan, walau masih tampan diriku sih. Langit termasuk pria mapan. Ia memiliki 10% saham di perusahaan ini. Tapi memilih jadi karyawan biasa dengan jabatan di bawahku.

"Ini lagi bicarakan playboy kita satu ini. Akhirnya setelah sekian purnama, pesonanya luntur. Bentar lagi mau jadi duda setengah dia," seloroh Erlan yang membuatku mataku terbelalak. Duda setengah, apa maksudnya?

"Duda setengah,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status