Share

Bab 20. Cium Aku!

Sepulangnya dari rumah ayah, Ama masuk ke dalam rumah suaminya dengan gontai. Permintaan ayah terdengar mudah, tetapi bagi dirinya begitu sulit.

“Haruskah aku memaafkan dia?” Ama menghela napas sambil tetap berjalan, menenteng tas berisi minuman tradisional yang diberikan sang ayah untuknya dan suami.

“Ini lagi ayah pakai acara ngasih jamu? Ya, kali kita disuruh begituan tiap hari,” keluhnya ngeri, “bisa bonyoken nanti yang ada aku!”

“Amal. Amal, tunggu aku!” Panggilan dari belakang bahunya terdengar jelas.

“Panjang umur kali dia,” dumelnya tak ikhlas. Ia lalu menatap pria itu bosan. “Apa, sih, Rion?”

Tangannya tiba-tiba ditarik ke dalam genggaman erat. Sudah hampir seminggu mereka tak saling bertegur sapa dan hari ini, mungkin adalah waktu yang tepat karena mereka sama-sama libur.

Hanya saja, Ama memilih kabur ke rumah ayahnya sejak pagi dan siang ini baru pulang. Itu pun karena desakan sang ayah jika tidak, mungkin ia masih bermalas-malasan di rumah.

“Kamu dari mana aja? Kenapa ngg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status