Share

Bab 27. Darah Perawan Kakak Madu

D’café  masih lengang pagi ini. Para pegawainya masih hilir mudik bersiap untuk melayani pelanggan hingga malam nanti. Rindi berjalan perlahan mengamati keadaan. Sengaja diberhentikan taksi yang membawanya agak jauh dari tempat usaha adik madunya ini.

“Maaf Bu, kami baru buka satu jam mendatang,” kata seorang wanita berhijab putih dengan baju khas seragam berwana biru dipadu rok panjang hitam.

“O, saya mau bertemu pemilik resto ini, bisa?

“O, silakan lewat pintu samping itu, Bu … ruangan yang ada itu kantor beliau. Cuma ada satu ruangan di sana. Perlu diantar?”

“Tidak usah. Saya kesana sendiri saja. Terima kasih.” Wanita berseragam itu mengangguk sopan.

Rindi menyusuri paving blok memanjang kearah dalam. Sepanjang kaki melangkah melewati berbagai jenis dan ukuran bonsai cantic yang berjajar rapi di bagian pinggir.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status