Share

160). Rumah Baru

***

"Seriusan ini kamu yang nyetir?"

Adara yang baru saja membukakan pintu untuk Danendra mengukir senyum sambil memandang suaminya yang baru saja duduk di jok sebelah kiri.

"Seriuslah, masa bercanda?"

"Tapi kan-"

"Apa?" tanya Adara. "Lupa apa kata dokter? Tangannya jangan dipake dulu buat yang berat-berat. Nanti bisa geser atau bahkan patah lagi."

"Nyetir enggak berat, Ra," kata Danendra. "Aku ngerasa aneh aja kalau aku duduk manis, kamu yang nyetir. Kaya ada yang janggal."

"Apanya yang janggal sih, Dan?" tanya Adara. "Banyak kok yang kaya gini. Udah deh ya, jangan banyak protes."

"Kamu tuh."

"Apa? Cantik? Iya, aku emang cantik," kata Adara percaya diri. Setelah itu dia menutup pintu lalu mengitari mobil untuk duduk di kursi kemudi.

Tak lagi memakai sedan hitam milik Danish ataupun audy putih milik Teresa, siang ini Adara menjemput Danendra memakai mobilnya sendiri.

"Udah dipasang belum seatbeltnya?" tanya Adara.

"Belum sih, ini baru mau aku pas-"

"Aku aja." Tanpa banyak kompromi, A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status