Share

#47. Terserah Ibu Tiri

“Mama ngga ada uang lagi, Us,” penolakan Salma saat anak sulungnya meminta uang untuk pembayaran kelanjutan sewa ruko dimana Circle Cafe berada. “Kamu anggep Mama ini pohon uang apa? Bisa menghasilkan uang kapanpun? Mama ini hidup dari gaji pensiun Baba kamu, gaji pokok aja, Us. Kecil. Beda sama pas almarhum Baba masih hidup.”

Satu tahun empat puluh juta biaya sewanya, sementara penghasilan cafe saja jauh dari mampu untuk menutupi uang sewa itu apalagi biaya lainnya. Boro-boro untung, mah, yang ada malah buntung.

“Apa kita sudahi aja buka cafe ini, Beib?” tanya Firdaus suatu malam sebelum tidur. Menurutnya, hal ini harus ia diskusikan dengan Bella.

Tentu saja Bella menggeleng. “Malu sama temen-temen, Mas. Pasti mereka bilang, ih ngga laku, ya cafenya makanya tutup.”

Selain alasan itu, ia ngga mau Nisha berbahagia melihat cafe itu tutup. Karena lokasinya memang sering dilewati Nisha kalau mau ke mall.

Firdaus menghela napas. “Jadi, aku harus minjem ke bank ini buat bayar sewanya?”

“Ya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status