Share

53. Operasi Wajah

Sakit rasanya pertama kalinya masuk ruang operasi dimana suasananya sangat mencekam. Aku harus terbaring sendiri tanpa seorang pun menjadi penyemangatku. Aku merasa begitu sepinya hatiku, hidup bagai sebatang kara. Tidak ada tangan yang siap menggenggamku, agar aku kuat dan tidak jatuh. Hanya Muzammil yang selama ini siap melakukannya untukku. Kenapa aku masih ragu dan menyia-nyiakannya?

Karena pengaruh dari obat bius, antara sadar dan bermimpi. Anehnya Pangeran Muda Tukasha, Muzammil selalu datang di mimpiku sebagai penunggang kuda putih. Dia datang sebagai penolong aku dan Iqbal. Bukan Faruq yang datang melainkan Muzammil, itu sebagai pertanda dari Allah bahwa Muzammillah jodoh yang dikirim Allah untuk mengangkat diriku dari lembah nista. Tapi kenapa hatiku masih terpaut pada Faruq yang bernafsu iblis. Antara takut, jijik, muak, benci dan rindu.

Karena berbagai pertimbangan dokter Fuad harus membius total diriku. Paska operasi pun aku ditempatkan di ruang isolasi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status