Share

83 Entah Sial Atau Beruntung

Aku mendongak. Kemudian mengambil tissue yang disodorkan seorang pria yang kukenal.

"Terima kasih," ucapku. Gegas kuhapus air mata di pipi dengan beberapa lembar tissue. Pria itu tetanggaku. Dia bernama, Reyno. Baru saja kemarin dia memberikan aku cake, sekarang malah tiba-tiba muncul di depanku. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba sudah ada di depanku.

"Mba Mia kenapa menangis sendirian?" Reyno duduk di kursi yang sama denganku.

Aku menggelengkan kepala. "Tidak menangis, saya hanya kelilipan saja kok," jawabku beralasan.

"Masa sih, Mba. Kelilipan kok sampai sesegukan begitu." Reyno sepertinya tak yakin dengan alasanku.

"Pak Reyno sedang apa di sini? Kok tiba-tiba muncul. Saya sampai kaget," tanyaku basa-basi.

"Tadi saya lewat, tak sengaja melihat Mba Mia duduk sendirian. Saya berhenti lalu mendekat, ternyata Mba Mia sedang menangis," jawab Reyno.

"Oh begitu." Aku manggut-manggut. Air mata ini telah mengering.

Rasanya tidak enak kalau harus bercerita dengan pria yang baru kukenal.

"I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status