Share

Penyerahan

“Dia berada di ambang kegilaan,” ujar Jendral Sudarto. “Dia menukar sisa-sisa kewarasannya untuk memenuhi janji pada teman-teman komunisnya.”

Marni berlutut di samping Mardian, menggenggam tangan kekasihnya. Tak ada reaksi. Marni terisak. “Apa yang telah kau lakukan pada dirimu, Sayangku? Mengapa kau lakukan semua ini? Apa kau tahu, yang kau lakukan sangat menyakitkan hatiku? Kau membuatku ingin mati.” Marni mengguncang-guncang tangan Mardian. “Kenapa kau siksa aku begini kejam, Mardian? Kenapa kau lakukan ini kepadaku, apa salahku padamu? Jawab aku, bangsat, jelaskan padaku, pengecut!” Marni menangis sejadi-jadinya.

Jendral Sumarto hanya menghela napas. Kolonel Sudarto memalingkan wajah, sementara Sersan Andi terpekur  di tempatnya berdiri. Mardian telah benar-benar menjadi sebongkah batu. Kehidupan memang belum meninggalkan tubuhnya, tapi ia hanya menatap hampa, tak bergerak, bahkan tak berkedip. Hanya dadanya yang naik-turun pelan sekali.

“Aku menyesa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status