Share

Psikopat

“Halo.” Damian muncul keesokan harinya dengan senyum lebar, bahkan ketika dia tidak disambut.

“Wah, sepertinya aku datang saat yang tidak tepat ya,” lanjut lelaki blasteran itu dengan senyum yang belum luntur. “Kau sudah mau pulang?”

“Kalau kau punya mata, pasti sudah tahu jawabannya,” jawab Aiden dengan raut wajah kesal yang tidak dia tutupi sama sekali.

Ya. Harusnya dalam sekali lihat saja Damian sudah tahu kalau pasien yang menempati kamar mewah itu akan pulang. Ada tas besar di atas ranjang dan Aiden sudah tidak menggunakan baju pasien lagi.

“Bagaimana hadiahku yang semalam?” Tanpa diduga, Damian langsung mengakui kejahatannya. “Luar biasa kan?”

“Biasa aja tuh,” jawab Aiden dengan sombongnya. “Buktinya aku masih hidup kan?”

Sudut bibir Damian berkedut. Bukan karena tawa, tapi karena sedang berusaha menahan umpatan yang sudah siap keluar dari bibirnya. Lelaki itu jelas terlihat tidak senang sama sekali.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status