Share

BAB 41.

Kanisa menjerit histeris saat tangan kekar itu melilit tubuhnya lalu perlahan tubuh Kanisa di seret ke dalam kamar Tendero.

“Lepas!” berontak Kanisa. Tubuhnya mengiggil ketakutan namun Tendero tampaknya tidak memperdulikannya sama sekali.

Dengan paksa pria itu berusaha mencium Kanisa namun karena Kanisa terus memberontak dan tidak diam membuat Tendero kesulitan untuk melancarkan aksinya.

Kanisa meringis saat Tendero menjambak rambutnya dengan kasar.

“Sekali lagi kau membantah perkataanku, aku tidak akan segan-segan menghukummu lebih berat dari ini Kanisa,” ucap Tendero menatap Kanisa dengan tajam. Tidak perduli meski sejak dari tadi Kanisa terus menangis dan memohon untuk dilepaskan.

“Aku minta maaf,” lirih Kanisa.

Tendero mendengus, dia pun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status