Share

Fabian Abdulloh di Masa Lalu

[ Renata kapan kalian kemari, oh ya Meira. Kami sudah menyiapkan akomodasi buat kalian.]

Ucapan dari Joya di video call disaksikan seluruh keluarga besar kami dan Paman Abdulloh Yusuf. Akhirnya terjawab sudah apa yang papa rencanakan di belakang kami. Papa mertuaku juga mamaku tipe yang dermawan juga bukan sosok yang pendendam. Aku sangat bersyukur sekali di terima oleh mertuaku.

“Kami akan berangkat lusa. Terimakasih sekali lagi, Syaron. Kami pamit.”

Papa mengangguk lalu Meira mendorong kursi roda Paman Abdulloh Yousuf keluar dari ruangan.

Kami menyaksikan mobil Paman Abdulloh Yousuf keluar dari halaman rumah. Aku kembali ke kamar. Pemeriksaan dari dokter Pambudi selesai, beliau pun juga pamit undur diri. Ditengah-tengah kebahagiaan akan kesadaran suamiku, hatiku masih saja kalut mengingat janjiku pada Mr. Matsuyama. Kesehatan dan nyawa suamiku yang jadi taruhannya.

Aku masuk ke kamar tamu, kulihat eyang putri sedang tidur nyenyak kedua bayiku sedang tidur di box mereka masing-masin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status