Share

Pecah

Dalam situasi biasa, Prisha bakal gugup setengah mati mendengar tawaran berbahaya tersebut. Namun, gadis itu masih di fase berduka. Tangisnya pun belum sepenuhnya reda. Reaksinya hanya diam. Wajahnya sedikit tengadah, menatap Gavin dengan aneh.

"Kita belum sedekat itu."

Prisha mendorong suaminya perlahan, lalu pergi tanpa mempedulikan dampak kata-kata dan sikapnya.

Gavin membeku. Tak mengira kalau Prisha akan secuek itu. Jiwanya serasa dibenamkan ke Selat Sunda. Rasa malu menggigit hatinya.

Dengan susah payah, sembari mengeraskan rahang, pria itu menimba air pelan-pelan, meniru gerakan Prisha. Mengisi bak sampai penuh.

Hawa dingin tengah malam menyergap saat ia membuka pakaian. Gavin menyentuh air. Sengatan dingin membuatnya bergidik.

Sebagai pemuja kebersihan, Gavin mengharuskan dirinya mandi, minimal 3 kali sehari. Pagi, siang, sore. Hari ini, ia hanya sempat mandi pagi. Padahal, Gavin pantang melewatkan jadwal membersihkan tubuh.

Mau tidak mau, sedingin apa pun, ia harus mandi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Juni Uniek
ayo semangat menulisnya, 1 bab per hari juga nggk apa2....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status