Share

Dua Rasa Kontradiktif

Gavin diam, lalu mengusap air mata.

"Apakah saya boleh mengetahui kabar yang membuat Anda sedih?" Prisha bertanya dengan hati-hati.

"Saya hanya terbawa perasaan." Ekspresi Gavin kembali tenang. "Oh ya, saya lihat, luka di tanganmu udah mengering. Apa masih sakit?"

"Udah berkurang nyerinya."

"Besok kita angkat jahitannya, ya."

Prisha mengangguk.

"Dok, masalah di antara kita udah clear, kan? Apakah Bu Karina melenyapkan bukti?" tebak Prisha, to the point. Ketidaksenangan di hatinya, tercermin dari perubahan sebutan terhadap mertua perempuan, dari "mama" menjadi "bu".

Gavin tidak terkejut atau marah. Ia memandang istrinya sejenak.

"Mama memecat dokter forensik yang mengautopsi jenazah Nalini. Seluruh perawat dan dokter yang berjaga di ruangan tempat Nalini dirawat inap, dipindahtugaskan ke daerah, rumah sakit tipe B. Semua bukti dihapus, termasuk rekam medis ibumu. Info hasil autopsi ke nenekmu, hanya secara lisan. Kesaksiannya lemah."

Prisha seketika menyadari kebenaran ucapan nenekn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Juni Uniek
Koq makin kesini sy merasa ceritanya muter2 aja dan terkesan flat. nggk ada yg buat deg2an gitu saat bacanya. sorry ini cuma permikiran sy, tetap semangat, sy faham susahny menulis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status