Share

Self Healing

Beberapa jam kemudian.

Terbangun di pelukan dokter idola, rasanya seperti mimpi. Prisha tidak langsung bangkit. Nanar matanya, mengagumi ketampanan cantik yang kini mudah sekali dijangkaunya. Pelan-pelan, Prisha kembali terpejam, meresapi kedamaian, kesejukan, dan rasa terlindungi, yang mengalir dari tubuh suaminya.

Mungkin ini yang disebut sakinah. Batin Prisha. Tak perlu dialog berjam-jam atau ribuan kata hiburan. Begini saja sudah cukup menenangkan.

Mendadak ia merasa Gavin menggeliat pelan. Lalu, kehangatan menyapu keningnya. Prisha tak bisa tidak membuka mata, sebab sentuhan itu membuat tubuhnya merinding.

Ia mendapati wajah Gavin begitu dekat. Mata lelaki itu terbelalak, lalu mengerjap-ngerjap, salah tingkah.

"Maaf, saya ketiduran, Dok." Prisha menikam gugup, dan pura-pura tidak merasa kalau keningnya baru saja tercuri kecupan.

"Badanmu berat." Gavin mendorong Prisha hingga terguling ke sisinya.

"Ah, udah siang. Kayaknya bentar lagi Zuhur. Saya siapin air panas dulu, ya." Deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status