Share

Tunggu Hukumanmu

Prisha tiba di kampung menjelang Maghrib. Langit tampak kelabu mendekati ungu dengan garis jingga membara menyerupai naga yang menyemburkan api.

Hati Prisha rawan hingga meneteskan air mata kala membuka pintu rumah almarhum neneknya. Kenangan indah masa kecil bersama nenek seketika menyerbu hatinya.

Seorang tetangga sebelah rumah yang kebetulan keluar dan melihat Prisha, segera menyambut dengan wajah semringah.

“Masya Allah, Neng Prisha .... eleuh eleuh lama nggak ketemu. Mau ziarah, ya, Neng?”

Prisha menyalami tetangga tersebut. Namanya Bik Imas. Wanita berusia lima puluh tahun itu dulu kerap membantu-bantu mendiang Nenek Sarah berjualan di warung. Bik Imaslah yang rajin membersihkan rumah Nenek Sarah saat Prisha tidak ada.

“Gimana kabarnya, Bik? Damang (sehat)?”

“Alhamdulillah, Neng. Kabar Eneng juga gimana? Kok, datang sendirian?”

“Suami sibuk kerja di kota, Bik. Sha mau magang di sini.”

“Wah yang bener? Kami seneng banget ada dokter di kampung ini.” Mata Bik Imas berbinar-binar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cempaka Ayu Maharani
wkwk lucu sekali marahannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status