Share

69. Panik Beruntun

Alana masih mengulum tawanya sendiri. Setelah mengunci pintu, ia melihat sekeliling dengan cermat. Mematikan lampunya sebentar dan mendeteksi apakah ada alat mencurigakan lain yang dipasang. Tak menemukan apapun, Alana menyalakan kembali lampunya dan tertawa kecil.

Sungguh, melihat wajah konyol yang Mikayla suguhkan tadi membuatnya terhibur. Wanita muda itu sepertinya memang terlalu banyak mengkonsumsi drama sehingga berpikir semuanya bisa semudah itu.

Sebenarnya Alana masih bisa mentolerir jika Mikayla hanya sebatas membencinya karena memiliki Arkasa. Siapapun jelas tahu tatapan macam apa yang wanita muda itu tampilkan ketika bertemu Arkasa. Itu bukan hal yang aneh menurutnya.

Sayang sekali, Mikayla mulai melewati batas dan Alana bukan orang sabar yang bisa berbaik hati melewatkan hal itu. Semua harus dibayar sepadan. Meskipun masih terlalu dini, bukankah mengungkap secepat mungkin adalah jalan terbaik untuk mencegah kemungkinan lebih buruk di masa depan?

Alana tak tahu apa yang A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status