Share

78. Tanpa Pamit

Alana terbangun dengan pening yang menjalar di kepalanya. Rambut tebalnya tanpa sadar dia cengkram erat sembari meringis, niatnya mencoba meredam sakit, namun tentu sama sekali tak memberi pengaruh apapun.

Ia melirik asbak semalam yang berisi beberapa puntung pendek. Termenung hingga pukul empat pagi sepertinya cukup membuat tubuhnya melemah.

Dengan lunglai kaki jenjangnya berusaha menapak menuruni ranjang. Alana masih punya cukup tenaga untuk menjalani hari- harinya seperti biasa hari ini. Meskipun dia juga harus menyiapkan ekstra tenaga untuk berjalan tegak dan tersenyum menyembunyikan seluruh perasaan campur aduk miliknya.

Pukul delapan pagi, biasanya mungkin Alana akan kelabakan karena tak ingin sampai kantor terlalu siang. Namun untuk kali ini dia menyerah akan egonya. Setelah mengabari Rosaline bahwa dirinya akan tiba di kantor agak siang, Alana berjalan keluar kamar sedikit lunglai.

Destinasi pertamanya adalah dispenser air yang tak jauh dari kamarnya.

"Arkasa berangkat ke Mi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status