Geng Argos pergi dengan kesal. Tidak mungkin mereka melawan UKS yang pernah mengalahkan mereka, juga termasuk kedalam geng motor terkuat di Bandung.
Caca diantar sampai ke depan kampusnya oleh anggota UKS. Gara tidak mungkin membiarkan adiknya melanjutkan perjalanan sendiri, bagaimana kalau Argos kembali membuat ulah dan mencelakai adiknya?
"Buset, Ca! Perasaan dari kemarin lo bikin sensasi mulu," ujar Kiara pada Caca yang baru melepas helmnya.
"Sensasi naon?"
"Mana sok polos dan nggak bersalah banget lagi," timpal Fey ikut gemas dengan tingkah anggota HiDFY yang paling muda itu.
"Coba lihat akun gosip kampus, Ca," saran Naya membuat Caca langsung mengambil ponsel di saku jaketnya.
Gadis itu memijit pelipisnya saat membaca postingan-postingan dengan caption mengandung rasa curiga yang mampu membuat kepalanya berdenyut.
Apalagi saat membaca unggahan akun @Mulut.Ember yang mengatakan 'cewek cantik wajar kalau punya pacar banyak.'<
Pagi hari, Caca berangkat ke kampus naik taksi. Perempuan itu juga mengenakan kacamata dan mengurai rambutnya, juga memperlihatkan see trough bangs, poni ala Korea yang selama ini selalu ia jepit.Langkahnya sedikit terburu karena tidak ingin diperhatikan banyak orang yang jelas heran dengan penampilannya."What, Caca! Lo ...." Naya mengerjapkan matanya ketika melihat penampilan baru teman tomboinya."Eh ... eh, apaan nih? Lho, Ca ...?" Fey yang baru masuk kelas pun sama herannya."Morning guys, eh ada mahasiswi baru, ya?" Kiara memiringkan kepalanya menghadap gadis yang ia kira mahasiswi baru, matanya sontak melotot seperti akan keluar dari tempatnya."Caca, ya ampun!" Jeritnya dengan tangan menutup mulut."Ini, lo kenapa pakai dandanan gini?""Kesambet apaan, Ca?!" Naya yang sudah sadar dari keterkejutannya langsung ikut heboh.Fey sendiri masih syok, tangannya terulur mencubit kedua pipi chubby Caca."Lepa
Kiara langsung mengunci mobilnya agar Naya tidak ikut masuk. Gadis itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan jantung bertalu. Di belakang sana, Naya berlari dan misuh-misuh karena ditinggal, belum sadar kalau dirinya yang menjadi sumber ketakutan teman-temannya. "Ya ampun ... jantung gue h--hampir loncat," kata Caca terengah-engah sambil memegangi dadanya. Begitupun Fey dan Kiara. "Naya bener-bener jadi serem," celetuk Fey yang langsung dibenarkan Kiara. "Gue gak pernah olahraga, jadi rasanya kaki gue kayak mau lepas," ujar Kiara diikuti kekehan. Setelah ketakutan kini ketiganya merasa lucu sekaligus malu saat mengingat kejadian tadi yang dilihat banyak orang. "Aduh, handphone gue ketinggalan lagi," dengus Caca. "Lah, kok bisa?" "Emang lo mau ngapain nyari handphone segala?" "Mau nelfon bodyguard gue, minta anterin motor." Ucapan Caca sontak membuat kedua temannya mengalihkan pand
Arga membuka pintu apartemen Caca diikuti gadis itu, juga teman-temannya.Naya yang sedang rebahan sekaligus chatting dengan salah satu pacarnya langsung terlonjak kaget kemudian memasang wajah sinis."Tuh, kan! Sebelumnya Kak Nay nggak pernah marah atau pasang wajah sesinis itu." Tanpa sadar tangan Caca menggenggam ujung jaket yang dikenakan Fahry.Fahry melirik gadis yang terlihat sangat ketakutan itu. Sedari tadi dia memikirkan penampilan Caca yang berbeda, tapi dimatanya justru lebih terlihat cute.Tangannya meraih jemari gadis itu lalu menggenggamnya, membuat sang empu begitu terkejut."Kenapa kalian balik lagi? Enggak ada apa-apa juga, bikin orang ketakutan aja," omel Naya masih menatap tajam ketiga temannya.Fey juga tanpa sadar meremas jaket Arga, begitupun dengan Kiara yang entah sejak kapan sudah berpegangan pada lengan Gara. Bagi Gara sendiri, rejeki nomplok tidak boleh ditolak, jadi dia juga tidak menegur atau melepas pegangan te
Sudah 2 bulan persahabatannya dengan Dafa menjadi renggang. Lelaki itu juga tidak pernah mencarinya. Entahlah, mungkin lupa.Caca juga santai saja, toh masih punya banyak teman, dia justru bisa memanfaatkan waktunya untuk bersenang-senang. Mungkin kalau Dafa selamanya menjauh akan bagus karena dia bisa menghilangkan perasaannya."Ya ampun ... mas gebetan kenapa nambah manis sih." Kiara berguling-guling di kasur sembari mendekap ponselnya.Saat ini, keempat anggota HiDFY itu sedang berada di apartemen milik Caca."Lebay banget lo, Ki." Fey terkekeh sambil menggeleng kepala heran.Rasanya sejak pagi Kiara sudah menggumamkan kata-kata itu berpuluh-puluh kali."Wajar. Kalo nggak lebay berarti bukan Kak Kia," sahut Caca.Menurut Caca, Kiara itu orang paling lebay sekaligus bucin akut. Kalau Naya, player tapi polos nyerempet bodoh. Sedangkan Freya seperti sebagian dari semuanya, setengah player, galak, kadang bucin, dan kadang juga po
Naya sigap mengeluarkan ponselnya dan memotret mereka."Wah ... wah ... wah, kalau dilaporin Satria bisa gagal nih proses pdkt nya."Kiara yang baru sadar langsung berdiri dan berusaha mengambil ponsel gadis itu."Jangan dong, Nay. Please, gue beliin apapun yang lo mau deh.""Apapun?"Kiara mengangguk."Oke, bisa dibicarakan baik-baik kalau gitu.""Habis dapat rejeki nomplok jadi senyum-senyum terus lo, Gar," cibir Farshad."Mentang-mentang yang minta pangku cewek, coba kalo Fahry. Auto ditendang tuh," sahut yang lain.Wajah Kiara merah padam di tempatnya berdiri. Kenapa tadi dia bisa jatuh terduduk di paha lelaki itu sih, dan kenapa juga Gara diam saja tidak marah atau langsung menyadarkannya?"Kayak nggak tau aja sifat Gara gimana. Kalau mode buaya lagi on dia pasti bilang gini 'rejeki nggak boleh ditolak' iyakan Gar?" Erza cekikikan ditempatnya berdiri.Mereka semua terbahak, sedangkan Gara hanya c
Entah karena ingat bahwa mereka masih menjadi sahabat atau karena sudah bosan dengan pacarnya, malam ini Dafa tiba-tiba mengirim pesan pada Caca.Gadis yang baru beristirahat setelah berjam-jam duduk di depan komputer untuk mengerjakan tugas kuliahnya itu melirik ponselnya dengan enggan."Ngapain nih orang nge-chat segala?" Tanya Caca pada diri sendiri.Tanpa repot-repot membaca dia segera beranjak ke kamar mandi, cuci muka, cuci kaki, gosok gigi lalu tidur. Badannya terasa sangat lelah.Pagi harinya Caca menjalani aktivitas seperti biasa, berangkat pagi walau jadwalnya siang."Tadi malam gue dapat chat dari si sahabat," ujar Caca memberitahu ketiga temannya. Sampai saat ini dia masih belum memberitahu identitas Dafa pada mereka."Emang masih bisa dianggap sahabat ya, orang nggak tau diri gitu?" celetuk Kiara."Selain nggak tau diri, kayaknya dia juga nggak punya malu," timpal Fey sambil menyeruput jusnya.Ucapan ke
Untung saja Caca sudah diajarkan cara meretas akun. Jemarinya bergerak lincah diatas keyboard hingga berhenti pada satu akun yang hanya memiliki 1 postingan, dan itupun video tadi. Sepertinya ada orang yang sengaja membuat akun ini untuk mengerjainya.Karena menyangkut dirinya dan Jenny, maka Caca tidak akan tinggal diam. Dia mencari bukti-bukti kejahatan Jenny yang memang sudah lama disimpan. 1 video memperlihatkan Jenny yang memasukkan dompetnya sendiri kedalam tas Caca dan 1 video lagi memperlihatkan Jenny yang menusuk dan mendorong Jena dari tangga sebuah gedung. Caca juga menyertakan bukti yang menyatakan bahwa Jenny telah menukar identitas dengan adiknya.Setelah memposting, Caca menandai akun yang tadi, juga akun Jenny, tak lupa dia juga menandai akun gosip yang tadi ikut memposting video tentangnya.Baru beberapa menit postingannya sudah diserbu ribuan like dan komentar. Rata-rata berisi cuitan orang yang tidak men
Hanya dalam waktu 1 malam semua video menjadi sangat viral. Orang-orang langsung mengecam perilaku Jenny. Bahkan perusahaan keluarganya nyaris bangkrut karena berita ini.Selain video yang diposting Caca, ada juga video yang diunggah akun lain. Dalam video itu menjelaskan bagaimana perilaku Jenny semasa sekolah. Lagi-lagi publik menghujat gadis itu karena menjadi tukang bully.Kebetulan hari ini weekend, jadi Caca tidak perlu repot-repot keluar rumah. Gadis dengan setelan kaos dan celana pendek berwarna hitam itu duduk di balkon dengan senyum mengembang di wajahnya. Satu masalah hampir selesai."Gue udah diam, tapi lo malah milih jalan lain," gumamnya sembari memandang lekat laptop di pangkuannya.Sebenarnya dia tidak sendiri di apartemen ini. Ada ketiga temannya yang dari tadi entah melakukan apa di dalam."Buset ... gue nggak tau dia sekejam ini. Itu cewek yang pernah ngelabrak Kiara kan?" Fey duduk di kursi samping Caca, sedangkan Naya dan