Arga membuka pintu apartemen Caca diikuti gadis itu, juga teman-temannya.
Naya yang sedang rebahan sekaligus chatting dengan salah satu pacarnya langsung terlonjak kaget kemudian memasang wajah sinis.
"Tuh, kan! Sebelumnya Kak Nay nggak pernah marah atau pasang wajah sesinis itu." Tanpa sadar tangan Caca menggenggam ujung jaket yang dikenakan Fahry.
Fahry melirik gadis yang terlihat sangat ketakutan itu. Sedari tadi dia memikirkan penampilan Caca yang berbeda, tapi dimatanya justru lebih terlihat cute.
Tangannya meraih jemari gadis itu lalu menggenggamnya, membuat sang empu begitu terkejut.
"Kenapa kalian balik lagi? Enggak ada apa-apa juga, bikin orang ketakutan aja," omel Naya masih menatap tajam ketiga temannya.
Fey juga tanpa sadar meremas jaket Arga, begitupun dengan Kiara yang entah sejak kapan sudah berpegangan pada lengan Gara. Bagi Gara sendiri, rejeki nomplok tidak boleh ditolak, jadi dia juga tidak menegur atau melepas pegangan te
Sudah 2 bulan persahabatannya dengan Dafa menjadi renggang. Lelaki itu juga tidak pernah mencarinya. Entahlah, mungkin lupa.Caca juga santai saja, toh masih punya banyak teman, dia justru bisa memanfaatkan waktunya untuk bersenang-senang. Mungkin kalau Dafa selamanya menjauh akan bagus karena dia bisa menghilangkan perasaannya."Ya ampun ... mas gebetan kenapa nambah manis sih." Kiara berguling-guling di kasur sembari mendekap ponselnya.Saat ini, keempat anggota HiDFY itu sedang berada di apartemen milik Caca."Lebay banget lo, Ki." Fey terkekeh sambil menggeleng kepala heran.Rasanya sejak pagi Kiara sudah menggumamkan kata-kata itu berpuluh-puluh kali."Wajar. Kalo nggak lebay berarti bukan Kak Kia," sahut Caca.Menurut Caca, Kiara itu orang paling lebay sekaligus bucin akut. Kalau Naya, player tapi polos nyerempet bodoh. Sedangkan Freya seperti sebagian dari semuanya, setengah player, galak, kadang bucin, dan kadang juga po
Naya sigap mengeluarkan ponselnya dan memotret mereka."Wah ... wah ... wah, kalau dilaporin Satria bisa gagal nih proses pdkt nya."Kiara yang baru sadar langsung berdiri dan berusaha mengambil ponsel gadis itu."Jangan dong, Nay. Please, gue beliin apapun yang lo mau deh.""Apapun?"Kiara mengangguk."Oke, bisa dibicarakan baik-baik kalau gitu.""Habis dapat rejeki nomplok jadi senyum-senyum terus lo, Gar," cibir Farshad."Mentang-mentang yang minta pangku cewek, coba kalo Fahry. Auto ditendang tuh," sahut yang lain.Wajah Kiara merah padam di tempatnya berdiri. Kenapa tadi dia bisa jatuh terduduk di paha lelaki itu sih, dan kenapa juga Gara diam saja tidak marah atau langsung menyadarkannya?"Kayak nggak tau aja sifat Gara gimana. Kalau mode buaya lagi on dia pasti bilang gini 'rejeki nggak boleh ditolak' iyakan Gar?" Erza cekikikan ditempatnya berdiri.Mereka semua terbahak, sedangkan Gara hanya c
Entah karena ingat bahwa mereka masih menjadi sahabat atau karena sudah bosan dengan pacarnya, malam ini Dafa tiba-tiba mengirim pesan pada Caca.Gadis yang baru beristirahat setelah berjam-jam duduk di depan komputer untuk mengerjakan tugas kuliahnya itu melirik ponselnya dengan enggan."Ngapain nih orang nge-chat segala?" Tanya Caca pada diri sendiri.Tanpa repot-repot membaca dia segera beranjak ke kamar mandi, cuci muka, cuci kaki, gosok gigi lalu tidur. Badannya terasa sangat lelah.Pagi harinya Caca menjalani aktivitas seperti biasa, berangkat pagi walau jadwalnya siang."Tadi malam gue dapat chat dari si sahabat," ujar Caca memberitahu ketiga temannya. Sampai saat ini dia masih belum memberitahu identitas Dafa pada mereka."Emang masih bisa dianggap sahabat ya, orang nggak tau diri gitu?" celetuk Kiara."Selain nggak tau diri, kayaknya dia juga nggak punya malu," timpal Fey sambil menyeruput jusnya.Ucapan ke
Untung saja Caca sudah diajarkan cara meretas akun. Jemarinya bergerak lincah diatas keyboard hingga berhenti pada satu akun yang hanya memiliki 1 postingan, dan itupun video tadi. Sepertinya ada orang yang sengaja membuat akun ini untuk mengerjainya.Karena menyangkut dirinya dan Jenny, maka Caca tidak akan tinggal diam. Dia mencari bukti-bukti kejahatan Jenny yang memang sudah lama disimpan. 1 video memperlihatkan Jenny yang memasukkan dompetnya sendiri kedalam tas Caca dan 1 video lagi memperlihatkan Jenny yang menusuk dan mendorong Jena dari tangga sebuah gedung. Caca juga menyertakan bukti yang menyatakan bahwa Jenny telah menukar identitas dengan adiknya.Setelah memposting, Caca menandai akun yang tadi, juga akun Jenny, tak lupa dia juga menandai akun gosip yang tadi ikut memposting video tentangnya.Baru beberapa menit postingannya sudah diserbu ribuan like dan komentar. Rata-rata berisi cuitan orang yang tidak men
Hanya dalam waktu 1 malam semua video menjadi sangat viral. Orang-orang langsung mengecam perilaku Jenny. Bahkan perusahaan keluarganya nyaris bangkrut karena berita ini.Selain video yang diposting Caca, ada juga video yang diunggah akun lain. Dalam video itu menjelaskan bagaimana perilaku Jenny semasa sekolah. Lagi-lagi publik menghujat gadis itu karena menjadi tukang bully.Kebetulan hari ini weekend, jadi Caca tidak perlu repot-repot keluar rumah. Gadis dengan setelan kaos dan celana pendek berwarna hitam itu duduk di balkon dengan senyum mengembang di wajahnya. Satu masalah hampir selesai."Gue udah diam, tapi lo malah milih jalan lain," gumamnya sembari memandang lekat laptop di pangkuannya.Sebenarnya dia tidak sendiri di apartemen ini. Ada ketiga temannya yang dari tadi entah melakukan apa di dalam."Buset ... gue nggak tau dia sekejam ini. Itu cewek yang pernah ngelabrak Kiara kan?" Fey duduk di kursi samping Caca, sedangkan Naya dan
"Enak, Kak Arkan bener nggak mau nyobain?" Caca menyodorkan lobster depan Arkan.Mereka duduk di ujung dan tidak terlalu banyak pengunjung sehingga Caca tidak malu-malu menjahili Arkan."Kamu mau bikin Kakak masuk rumah sakit, ya?" Tanya Arkan dengan pasrah. Dia kan alergi seafood, tapi Caca tetap saja suka menjahilinya.Benar-benar susah menghadapi satu-satunya anak perempuan di keluarga Kingstone tersebut. Ada saja kelakuan yang berhasil menarik perhatian dan bikin geram.Caca terkekeh pelan. Baginya, menggoda Arkan sama saja menggoda Arga karena keduanya mempunyai sifat yang mirip."Kan enak, Kak kalau di rumah sakit. Bisa ketemu suster-suster cantik.""Nggak lah, bau obat.""Namanya juga rumah sakit, kalau rumah sehat lah baru bau makanan," cetus Caca dengan senyum lebarnya.Arkan bersiap menyentil kening Caca sebelum sebuah suara menghentikan gerakannya."Caca?""Bunda." Caca langsung berdiri dan menyal
"Iya-iya, maaf. Aku juga akan berusaha buat berubah." Caca menatap geli sahabat laki-lakinya ini. Kebiasaan banget. Setiap habis minta maaf maka langsung cemberut dan sedikit manja seperti anak kecil lagi. "Oke, permintaan maaf masih ditinjau dulu sebelum diterima. Jadi, apa yang akan kamu lakuin supaya proses peninjauan bisa dipercepat?" Tanya Caca sembari mengangkat dagunya angkuh. Tingkah mereka sudah seperti seorang ratu yang memarahi pelayannya. Dafa menekuk kakinya, tangan kiri berada di belakang punggung dan tangan kanan terulur ke depan sang sahabat. "Apakah Anda bersedia makan malam dengan saya?" Caca terkekeh. Dia menerima uluran tangan itu. "Asal gratis, maka saya pasti mau," jawabnya. Keduanya tertawa bersama. Dafa menyuruh Caca bersiap-siap, dia juga akan pulang untuk melakukan hal yang sama. Sekitar 15 menit kemudian keduanya telah berada di dalam lamborghini milik Dafa. Kali ini Caca tidak m
Namanya juga Caca, walau jadi pusat perhatian dia tetap tidak akan peduli, asal tidak ada yang mengganggunya."Padahal gue mau ngajak hang out," ujar Naya dengan sedih.Dia sudah merencanakan jalan-jalan dan belanja dengan teman-temannya sejak satu bulan yang lalu, namun belum memberitahu mereka. Dia kira semuanya akan memiliki waktu luang, ternyata Caca malah ada acara lain."Yah, maaf. Kak Nay ngajak mereka berdua aja deh, kan hari ini cuma ada satu mata kuliah jadi pulangnya cepet.""Enggak masalah, Nay. Sekali-kali kita harus biarin dia pergi sama laki-laki, siapa tau habis ini langsung pacaran." Fey merangkul pundak Naya.Ingin sekali perempuan itu melihat Caca berpacaran. Sejak pertama kenal dia selalu melihat reaksi temannya yang cenderung tidak nyaman saat berdekatan dengan laki-laki, apalagi yang tidak dikenal."Bener juga, biar lo bisa ngelupain si sahabat brengs*k," kata Naya."Tapi tadi malam gue sama dia udah baikan