Share

Bab 20. Kepedihan Di Rumah Masa Kecil

Siang hari yang cerah, Intan baru tiba di rumah neneknya. Masih banyak orang berlalu lalang untuk melayat dan berkerumun di rumah dua lantai yang cukup elit, tempat tinggalnya sewaktu kecil hingga remaja.

"Ini rumah orang tuaku. Mereka gak ninggalin surat warisan, ya ujungnya tante yang mengusai semuanya," ungkap Intan. "Ayo, kita masuk saja."

Baru saja melangkah, ada seorang lelaki tua menyapa. "Neng Intan, gimana kabarnya?"

"Pak Dadang, Alhamdulillah baik," jawab Intan. "Saya merasa bersalah karena gak bisa menemani nenek, padahal beliau nenek yang ngurus saya."

"Nenek kamu sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum, tante kamu juga masih ada di sana," ucap Pak Dadang.

Tanpa pikir panjang, mereka bergegas mengunjungi pemakaman sang nenek. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja menuju lokasi.

Sampai di sana, tampaklah seorang wanita yang sedang memeluk gundukan tanah segar sambil meringis.

"Tante," sapa Intan.

Wanita itu menoleh. Dia menjawab," Kamu, kenapa baru pulang, g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status