Share

155. Menjadi detektif (2)

Ustaz Bashor dan Ummi Sarah sudah kembali pulang ke pesantren. Kepulangan mereka membawa kabar gembira kali ini. Setidaknya, ada kemajuan dalam pencarian Selina. Kedatipun begitu mereka tetap merasa cemas.

Ummi Sarah membuka pintu kamar Selina yang kosong. Biasanya Selina berada di sana, di bangku belajarnya sembari membaca buku sastra, tepat setiap malam usai shalat isya. Tak terasa ia meneteskan air mata rindu untuknya.

Dengan langkah lamban ia memasuki kamar yang didominasi warna feminim itu. Ia duduk dan meraba ranjang itu, membayangkan saat Selina merapikan tempat tidur sesaat sebelum ia berangkat.

‘Allah, jaga Selina …,’ batinnya dengan memejamkan mata.

Di ambang pintu Ceu Sari menatap Ummi Sarah dengan hati yang mencelos. Ia sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Ia juga ikut terlibat dalam mengatur pertemuan antara Selina dan Rian. Seperti halnya Ummi Sarah, air matanya pun luruh begitu saja. Ia teringat kembali kelakarnya bersama Selina saat membahas soal pepper spra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status