Share

171. Perasaan dua hati

“Wah, Teh Selina sudah bisa lari,” celetuk Arman yang sudah menunggunya di tempat parkir sembari mengisap rokoknya. Padahal Selina berlari karena tak ingin berlama-lama di antara Dave dan dr Areeta. Tak ingin menjadi orang ketiga.

Selina tak merespon perkataan Arman, ia langsung menaiki mobil, duduk di kursi depan sedangkan ke dua polwan yang berada di belakangnya, mengikutinya lalu naik dan duduk di kursi belakang.

Selama dalam perjalanan Selina hanya diam dan sesekali membaca buku yang ia taruh di mobil abahnya. Ia pun hanya menyahut seperlunya saat ke dua polwan itu mengajaknya bicara. Sepertinya semua orang yang berada di dalam mobil cukup mafhum dengan sikap Selina sepulang mengalami peristiwa mengerikan dalam hidupnya. Selina agak sedikit murung, pemarah dan mudah bersedih.

Sebelum pulang ke rumah, Selina meminta Arman untuk mengantar ke dua polwan tadi.

“Makasih, Bu. Assalamualaikum,”

Selina mengucapkan terima kasih kepada ke dua polwan seumuran Hawa dan melambaikan tangannya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status