Share

Episode 92

Masih dengan keterkejutanku aku bergeming di tempatku berdiri. Menatap sosok tamu yang masih berdiri di depan pintu tanpa ku persilakan masuk. Hanya mata kami yang saling berpandangan dengan hati yang saling bertautan. Berkali-kali aku menelan salivaku, dan ku kuatkan agar aku tetap bisa bertahan untuk menatapnya mengamati wajahnya tanpa menundukkan kepala.

Demikian juga dengan dia. Mata elang yang sudah lama sekali tak kutemui itu begitu tenang menatapku menguliti wajahku dengan sinar pendarnya yang memancarkan sinar pendarnya. Lama terdiam dan terpaku akhirnya dengan berbaringan, kami bicara. Detik itu juga aku merasakan desiran halus yang dulu sering kerusakan mana kala bertemu dengannya. Ternyata rasa itu masih ada di sini.

"Hai, Ray! Masuk! Kok cuma di depan pintu?" suara Farhan menghenyakkan perasaan ksmi masing-masing.

Dengan reflek tubuhku menyingsut ke samping ketika kaki Ray melangkah masuk ke dalam apartemen.

"Langsung ke meja makan, ya? Ki

Ai

Mampir yuk

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status