Share

71. Kejujuran

Happy Reading

*****

Fandra menutup panggilannya dengan wajah cemberut. Wening menyadari perubahan suasana hati si lelaki.

"Siapa yang menelepon? Kenapa harus berbohong? Apakah sudah sifatmu seperti itu?" tanya Wening.

"Bukan siapa-siapa. Aku terpaksa berbohong untuk melindungi perasaan Mbak Ning. Sekarang aku tahu, kenapa kamu tadi menangis. Pasti Mas Fahri datang ke garmen dan menemuimu, ya?"

Makanan yang semula terasa enak dan lezat, mendadak hambar ketika pertanyaan Fandra terlontar begitu saja. Sang gadis bahkan meletakkan sendok serta garpunya. Dia benar-benar menghentikan kegiatan makan siangnya ketika mendengar nama Fahri.

"Apa tebakanku benar? Apa dia menyakitimu lagi, Mbak?" Fandra mulai mendesak dengan segala pertanyaan. Melihat reaksi Wening yang akan menangis. Lelaki itu berdiri dan menarik sang pujaan ke dalam pelukannya.

Merasa terlindungi, Wening melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Fandra. Tubuhnya mulai bergetar dan isakan itu terdengar oleh indera Fandra.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status