Share

45. Mulut Sampah

Peony melenguh saat merasakan lengannya digerak-gerakkan. Ia membuka, lalu menutup mata. Setelah itu, membuka kembali dan mengusapnya guna mengembalikan penglihatan menjadi jernih. Peony mengedarkan pandangan dan menghela napas panjang. Baru mengingat jika setelah dari unit Kheil, Peony memutuskan mengurung diri di dalam kamar dan menangis dalam diam sampai tertidur.

“Kau menangis terlalu lama. Lihatlah, matamu sampai bengkak begitu.”

Peony mendudukkan diri segera setelah mendengar ucapan Casandra yang sudah berada di samping ranjangnya.

“A-aku tidak menangis, Bu!”

Casandra mendengus geli sambil menggelengkan kepala. “Bangunlah. Cuci mukamu. Kheil ada di depan.”

“A-apa??” Peony memekik tak percaya. Tak lama kemudian, wajahnya menjadi kesal. “Katakan saja padanya aku sudah tidur, Bu.”

“Kalian akan menikah. Kesalahpahaman seharusnya diluruskan, bukan didiamkan sehingga masalah kecil menjadi masalah besar dan berlarut.”

“A-apa maksud ibu?” Peony mendadak gugup. Jantungnya berdegup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status