Share

Bab 11

Ratu masih menangis sesenggukan di lantai. Dia menyandarkan tubuhnya di ranjang. “Mama rindu kamu, Sayang. Seandainya kamu masih ada.” Artis cantik itu hanya bisa mendekap foto USG hitam putih di dadanya.

Dia meraih tas kecil di atas nakas karena suara ponsel yang terus berdering. “Pangeran,” gumam Ratu. Dia mengusap pipinya, menghentikan tangisnya, lalu menggeser ikon hijau di layar ponsel.

“Hallo, Pangeran.”

Kemampuan aktingnya kadang memang berguna di kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti saat ini. Suara Ratu terdengar ceria seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal, sedetik sebelumnya dia menangis histeris.

“Hallo, Kak … Kak besok aku dan Ayah pulang,” tutur Pangeran yang terdengar bersemangat.

“Benarkah! Bagaimana dengan terapi Ayah?”

“Terapi Ayah berjalan dengan baik, Kak.”

“Syukurlah,” ucap Maharatu lega.

“Kami merindukan, Kakak.”

“Kakak juga merindukan kalian.”

“Kakak ingin berbicara dengan Ayah?” tanya Pangeran dari seberang sana.

“Boleh,” ucap Maharatu.

“Hallo, putri aya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status