Share

BAB 96 – Rindu tak Terperi

Alana menutup resleting tasnya kemudian menyandang benda itu di bahunya. Dia berusaha mengingat-ingat apakah ada sesuatu yang tertinggal, namun dia yakin semua barang sudah berada dalam tasnya.

“Mungkin hanya perasaanku saja.”

Dia mencari-cari Braden dan pemuda itu ternyata sudah berada di halaman depan, sedang bersandar di kap mobil sambil setengah melamun. Dia bahkan tidak menyadari kedatangan Alana. “Ayo kita berangkat.” Seru Alana.

Braden hanya meliriknya singkat sebelum masuk dan duduk di bangku pengemudi. Belum sampai keluar gerbang, ketika Alana menyadari bukunya tertinggal di kamar. “Tunggu! Bukuku ketinggalan.” Alana langsung saja keluar dan sudah hampir berlari kalau tidak ingat dengan kakinya yang belum lama cedera.

“Maaf menunggu.” Alana berusaha mengatur napasnya yang sedikit tersengal karena berjalan tergesa-gesa. “Ayo.”

Sepanjang perjalanan, Braden hanya diam. Tidak ada percakapan sama sekali. Suasana mendadak berubah canggung dan tidak nyaman, mengingatkan Alana dengan
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status