Share

105. Noni yang Hampir Patah

“Aku biasa diperlakukan Papa dengan penuh kasih sayang, sulit rasanya aku menerima perlakuan seorang calon suami seperti itu..” Ucap Noni dengan lirih. Noni katakan itu dengan tetap memandang langit-langit kamar.

Aku biarkan Noni menumpahkan segala keluh kesahnya, aku hanya mendengarkannya. Aku membalikkan badanku kearah Noni, aku tatap matanya yang penuh butiran airmata. Aku peluk Noni, aku katakan padanya,

“Non.. apa yang kamu hadapi sekarang ini adalah sebuah proses, dimana Tuhan ingin menguatkan hati kamu dengan sebuah ujian.”

“Iya Pa.. Noni sadar betul dengan semua itu, Noni menjadi dewasa oleh keadaan. Selalu begitu Tuhan menempa Noni.”

Aku terus berusaha untuk menguatkan hati Noni, rasanya tidak adil kalau aku membiarkan Noni menghadapi persoalannya sendirian. Dia masih terlalu muda untuk menerima berbagai penderitaan. Baru saja dia berharap akan mereguk kebahagiaan, dan siap mengorbankan cita-citanya.

Namun, rupanya dia belum bisa menikmatinya, dia masih harus diuji dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status