Share

165. Clara Kritis

Ada yang terlupa, aku tidak sempat membawa ponsel Clara. Padahal aku harus menghubungi orang tuanya. Dalam kondisi yang sangat panik aku tidak memikirkan hal yang lainnya, yang ada dibenakku hanya menyelamatkan nyawa Clara.

Aku minta Anya untuk kembali ke Paviliun Clara untuk mengambil ponselnya,

“Anya.. kamu kalau om minta ke Paviliun Clara bisa gak? Kamu ingat jalannya?”

“Tenang aja om.. Aku kan asli Bandung, om.” Anya bergegas kembali ke Paviliun Clara.

Saat Anya ke Paviliun Clara, dokter mengajakku bicara,

“Bapak orang tuan?” tanya dokte

“Bukan dok.. saya orang yang teleponnya sebelum peristiwa ini terjadi. Gimana keadaannya, dok?”

“Sampai saat ini kondisinya kritis, tapi masih dalam penanganan. Orang tuanya bisa dipanggil pak?”

Aku jelaskan pada dokter, bahwa ponsel Clara sedang diambil ke Paviliun. Aku ceritakan kronologisnya pada dokter, mulai dari saat aku di telepon sampai saat aku temukan Clara dalam keadaan sekarat di dalam kamar mandi.

“Sepertinya dia mencoba bunuh di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status