Share

Bab 42 : Salah Tempat

“Aku kira tidak lagi ada pertanyaan, Divya,” timpal Ghazi dengan memberikan sunggingan senyum.

“Bukti kalau aku bukan wanita yang bisa menepati janji.” Keduanya tertawa. Hingga kedekatan itu terasa begitu intens. Divya terhenti dengan bola mata memusat pada bibir Ghazi. Dia sungguh ingin mencium bibir laki-laki yang tidak pernah menyentuh rokok. Benarkah?

Namun, kali ini Ghazi yang justru membuat permulaan. Seakan dia tahu ke mana mata Divya bertengger. Pria itu lantas menangkup wajah Divya dan mendaratkan bibirnya pada mulut Divya. Melumatnya dengan lembut. Namun, Divya justru membalasnya dengan brutal. Ia mengubah posisinya yang semula duduk dengan posisi miring kini membuka lebar kedua kakinya dan kembali duduk di pangkuan Ghazi.

Leguhan kecil itu keluar dari mulut Divya di tengah pautan mesra mereka. Bukan hanya sebuah kuluman mesra, tetapi kini ciuman itu suatu hal yang menggiring mereka pada tuntunan lebih. Divya tersentak kaget kala telapak tangan Ghazi bersarang pada buah dada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status